Kesucian yang Terluka
Untuk Palestina
Apakah disebut suci,
bila ia telah dijajah dan dijarah?
bila hak tidak lagi tegak?
bila hidup kian meredup?
bila tangis dan darah tlah lebur menjadi tanah
merah.
Apakah itu kesucian,
bila disana tiada yang bernama keadilan?
bila kaktus bahkan tak sanggup berduri?
bila angin gurun bahkan tidak sanggup bertiup
kalah dengan deru pesawat
dan gemuruh bombardir rudal.
Apakah kesucian masih berharga,
bila jeritan tak lagi didengarkan?
bila raungan anak kecil tak lagi dihiraukan?
bila kemanusiaan tidak lebih berharga daripada
selintas nafsu kebinatangan.
Masihkah ada kehormatan di Tanah Suci Palestina?
Tanah Suci yang tercabik – cabik kemuliaannya,
tanah para nabi yang terluka.
Masihkah ada Palestina?
di hati kita?
Aku bahkan tak bisa berbuat apa – apa
Kehangatan itu memercik
memantik,
mencipta serupa nuansa cinta.
Cinta itu berpendar
memencar,
merangkai selaksa do’a untuk Palestina.
Aku bahkan
tak kuasa untuk sekedar menuliskan
bait – bait kesenduan
tentangmu.
Aku bahkan
tak mampu untuk sekedar menggoreskan
puisi penuh kasih
bagimu.
Aku bahkan
tak berdaya untuk sekedar menguntai
bait – bait do’a
untukmu.
Bocah-bocah kecil itu
Berlari, melompat, dan menyerbu
Lihat kawan..
Beradu dengan bom dan peluru
Hanya dengan batu-batu
Bocah-bocah kecil itu
Menerjang tiada gentar
Memburu tiada ragu
Ia bukan di negeri khayalan
Ia ada di sana, Palestina
Tak ada paksaan untuk bergerak
Tak ada pula hadiah pengganti luka
Ia hanya inginkan surga
Dan bumi Palestina merdeka
Jangan tanya kapan ia akan berhenti
Jangan tunggu kapan ia akan mengeluh
Karna ia akan selalu kembali
Tuk bebaskan tanah suci
Karna akan selalu terdengar
Lemparan batu dan teriakan Allahu Akbar
Siapa bilang ia kalah?
Bahkan lawan pun ketakutan
Siapa bilang ia salah?
Bahkan langitpun memujinya
Akan selalu ada Allah bersamanya
Menemani hari-harinya, desah nafasnya, di relung hatinya...
0 komentar:
Posting Komentar